Pemilihan Pondasi Menurut Daya Dukung Tanah
Segala bangunan atau konstruksi teknik sipil, niscaya mempunyai pondasi. Pondasi bangunan ialah kontruksi yang paling terpenting pada suatu bangunan. Karena pondasi berfungsi sebagai penahan seluruh beban yang diakibatkan oleh beban struktur sendiri ataupun beban/gaya yang berasal dari luar. Pondasi merupakan kepingan dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akhir beban planning harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini ialah tanah yang ada di bawah struktur tersebut maka di dalam ilmu pondasi kita niscaya sering mendengar istilah daya dukung tanah (qc).
Kita bisa membayangkan bagaimana alhasil jikalau bangunan atas atau struktur atas masih layak tetapi pondasinya rusak, yang niscaya bangunan ini tidak akan bertahan usang dan niscaya akan rusak, apabila konstruksi tersebut menyerupai gedung bertingkat menyerupai hotel atau mall yang menjadi daerah insan beraktivitas tentu kalau hingga terjadi kerusakan pada pondasi maka bisa menjadikan korban jiwa yang sangat banyak.
Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis pondasi, kekuatan dan daya dukung tanah daerah pondasi tersebut. Bagi tanah yang stabil dan mempunyai daya dukung baik, maka pondasinya hanya membutuhkan konstruksi yang sederhana menyerupai pondasi menerus untuk rumah tinggal atau pondasi telapak untuk gedung bertingkat rendah. Jika tanahnya labil dan mempunyai daya dukung buruk, maka perencanaan pondasinya harus sangat diperhatikan atau dengan kata lain perencanaanya niscaya lebih rumit.
Dalam mendesain pondasi harus mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa perkara semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam pertimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan kepingan pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini sanggup menjadikan persoalan bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan ukiran tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada materi pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh lantaran itu para andal geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh biasanya 1/3 dari kekuatan desainnya.
1. PEMILIHAN PONDASI BERDASARKAN DAYA DUKUNG TANAH
a) Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya ialah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
b) Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya ialah pondasi dalam, jenis – jenisnya yaitu pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
c) Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya ialah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
a) Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya ialah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
b) Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya ialah pondasi dalam, jenis – jenisnya yaitu pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
c) Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya ialah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 ialah :
· Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
· Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
· Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
· Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut sanggup ditentukan melalui pengujian secara sederhana, umumnya yang dipakai ialah pengujian CBR atau sondir test. Misalnya pada uji tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg dan apabila tanah tidak mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
Pondasi sebagai kepingan yang sangat penting dalam perencanaan struktur sehingga perlu diperhitungkan dengan teliti wacana beban – beban yang bekerja pada pondasi itu sendiri. Pondasi harus bisa menahan beban – beban yang bekerja diantaranya ialah :
a) Beban horizontal/beban geser, menyerupai beban akhir gaya tekan tanah, perpindahan beban akibat gaya angin pada dinding.
b) Beban mati, menyerupai berat sendiri struktur bangunan
c) Beban hidup, yaitu beban orang/pengguna
d) Gaya gempa
e) Gaya angkat air tanah
f) Momen dan Torsi
Post a Comment for "Pemilihan Pondasi Menurut Daya Dukung Tanah"