Tahapan Perencanaan Pembangunan Gedung
Semua gedung harus melalui tahapan perencanaan bangunan yang baik, dengan landasan memenuhi persyaratan bangunan yang bagus. Kecuali persyaratan kekuatan, semua persyaratan lain dari bangunan semoga baik, dilaksanakan pada tahap perencanaan. Persyaratan kekuatan dilakukan selama desain struktur komponen bangunan. Namun dalam perencanaanya tidak berbenturan dengan hukum undang-undang konstruksi dan tata ruang yang berlaku.
Kali ini kita akan membahas bagaimanakah tata cara perencanaan bangunan. Perencanaan dari Bangunan yaitu suatu seni yang dikombinasikan dengan ilmu sains. Prinsip perencanaan bangunan sanggup dikelompokkan menjadi:
1. Orientasi
2. Efisiensi energi
3. Utilitas
4. Persyaratan bangunan lainnya.
Orientasi berarti menetapkan planning bangunan terhadap arah mata angin (utara-selatan dan timur-barat) untuk memberi kesempatan kepada pengguna menikmati sinar matahari dan angin sepoi-sepoi bila diharapkan dan untuk menghindari hal-hal gangguan alam yang sering terjadi. Ini juga dikenal sebagai perencanaan aspek bangunan. Aspek berarti penataan pintu, jendela di dinding luar untuk memanfaatkan alam dengan baik. Istilah ini tidak ada hubungannya dengan Aspek arsitektur dari pandangan bangunan. Dapur harus mempunyai aspek timur untuk menikmati sinar matahari pagi, artinya dapur harus diletakkan di sisi timur bangunan untuk memanfaatkan sinar matahari pagi.
Berikut ini yaitu aspek yang dibutuhkan untuk banyak sekali kepingan bangunan di belahan bumi utara:
Di Asia mempunyai perencanaan gedung yang cukup unik dan mempunyai arti yang baik bagi pemilik gedung tersebut, misalnya di India dalam orientasi bangunan harus mengacu kepada hal - hal berikut:
Tahapan Perencanaan Bangunan |
Kali ini kita akan membahas bagaimanakah tata cara perencanaan bangunan. Perencanaan dari Bangunan yaitu suatu seni yang dikombinasikan dengan ilmu sains. Prinsip perencanaan bangunan sanggup dikelompokkan menjadi:
1. Orientasi
2. Efisiensi energi
3. Utilitas
4. Persyaratan bangunan lainnya.
Orientasi berarti menetapkan planning bangunan terhadap arah mata angin (utara-selatan dan timur-barat) untuk memberi kesempatan kepada pengguna menikmati sinar matahari dan angin sepoi-sepoi bila diharapkan dan untuk menghindari hal-hal gangguan alam yang sering terjadi. Ini juga dikenal sebagai perencanaan aspek bangunan. Aspek berarti penataan pintu, jendela di dinding luar untuk memanfaatkan alam dengan baik. Istilah ini tidak ada hubungannya dengan Aspek arsitektur dari pandangan bangunan. Dapur harus mempunyai aspek timur untuk menikmati sinar matahari pagi, artinya dapur harus diletakkan di sisi timur bangunan untuk memanfaatkan sinar matahari pagi.
Berikut ini yaitu aspek yang dibutuhkan untuk banyak sekali kepingan bangunan di belahan bumi utara:
1. Aspek dapur - timur.
2. Ruang makan - aspek selatan menikmati matahari ekspresi dominan dingin.
3. Aspek menggambar dan ruang tengah-selatan atau selatan timur menikmati matahari ekspresi dominan dingin.
4. Kamar tidur-aspek barat atau selatan-barat menikmati breez di ekspresi dominan panas.
5. Ruang baca, ruang kelas, tangga, aspek utara untuk menikmati cahaya yang menyebar.
Di Asia mempunyai perencanaan gedung yang cukup unik dan mempunyai arti yang baik bagi pemilik gedung tersebut, misalnya di India dalam orientasi bangunan harus mengacu kepada hal - hal berikut:
1. Tempatkan dinding panjang ke arah utara - selatan dan dinding pendek di arah timur - barat sehingga mengurangi area yang terkena sinar matahari langsung.
2. Menyediakan beranda dan balkon di timur dan barat.
3. Berikan chejjas pada pintu dan jendela di sisi selatan untuk melindungi mereka dari sinar matahari.
Efisiensi energi dari sebuah bangunan harus direncanakan sedemikian rupa semoga memperlihatkan penerangan, ventilasi dan insulasi panas maksimal, sehingga kebutuhan energi listrik turun. Berikut ini keterangan terkait penggunaan energi alami yang sanggup dipakai secara menerus tanpa membutuhkan pemebebanan energi mekanik.
Cahaya:
Cahaya alami memperlihatkan atmosfer hygenik. Cahaya seharusnya tidak terpantul akan tapi harus terdistribusi secara merata didalam ruangan. Menyediakan jendela dan ventilator dengan ukuran yang sesuai pada posisi yang sesuai memperlihatkan banyak bantuan untuk penerangan alami.
Ventilasi:
Ventilasi yaitu sirkulasi udara di dalam gedung. Ventilasi alami sanggup dicapai dengan menentukan dan menempatkannya di area pintu, jendela dan ventilasi di tempat yang sesuai. Untuk ventilasi silang harus direncanakan sesuai dengan arah umum angin. Penyediaan ventilasi di atap membantu mengontrol udara panas didalam ruangan. Jika tidak memungkinkan untuk mencapai ventilasi alami pada setiap kepingan bangunan, berikan kipas biasa atau kipas angin.
Isolasi Panas:
Dinding eksterior yang tebal pada bangunan akan membentuk isolasi terhadap panas. Ventilasi yang tepat juga membantu dalam mencapai insulasi panas. Kanopi (Sun shade) sanggup ditambahkan pada area pintu, jendela dan ventilasi dimana akan membantu dalam mencapai insulasi panas. Di pabrik dan ruang pertemuan atap gedung sebaiknya dibentuk lebih tinggi dimana akan mengurangi suhu di dalam gedung. Posisi tangku (furnaces) di pabrik harus ditempatkan jauh dari kepingan lainnya dari pabrik. Bukaan harus disediakan pada tingkat yang lebih tinggi di dinding untuk menghilangkan udara panas.
Utilitas harus direncanakan sesuai dengan hal ini:
1. Tata Ruangan
2. Persyaratan Furniture
3. Pengelompokan
4. Sirkulasi
Tata Ruangan: Tata ruangan mengacu kepada proporsi panjang, lebar dan tinggi ruangan yang sesuai di gedung untuk mendapat manfaat maksimal dari dimensi minimum. Rasio panjang terhadap lebar harus 1,2 hingga 1,5. Jika hampir ibarat area persegi banyak terbuang untuk pergerakan, sementara itu lebih dari 1,5, akan memberi imbas 'terowongan'. Pintu untuk ruangan harus ditempatkan dengan benar sehingga utilitas dan privasi sanggup tecapai dengan maksimal.
Lemari dan loteng harus disediakan untuk meningkatkan tata ruangan. Pemilihan warna yang tepat pada dinding dan lantai juga memberi imbas lapang. Warna terperinci memberi imbas lebih banyak ruang.
Persyaratan Furniture:
Dalam merencanakan perumahan, kantor, laboratorium, gedung rumah sakit, posisi dari pada furnitur yang dibutuhkan harus digambar untuk kemudian dibandingkan dengan dimensinya ruangan, posisi pintu, jendela, bangsal. harus terjadwal sempurna. Ketika merencanakan kamar asrama untuk dua siswa, mungkin perlu pintu terpusat sementara jikalau untuk tiga siswa, seharusnya mendekati ujung dinding depan. Posisi ranjang bayi, meja mencar ilmu dan lemari harus digambar pada sketsa ruangan yang direncanakan.
Dalam mendesain ruang tamu, posisi sofa, kursi, tv. show case dll harus digambar dan ukuran ruangan dan posisi pintu harus tetap. Ketersediaan tempat sirkulasi harus diperiksa. Dengan demikian kebutuhan furnitur mempengaruhi perencanaan bangunan secara utuh.
Pengelompokan:
Pengelompokan berarti penempatan banyak sekali ruangan di dalam gedung untuk kenyamanan pengguna menurut kegunaannya. Ruang makan harus akrab dengan dapur, sementara ruang sanitasi mirip toilet dan wc harus jauh dari dapur, tapi sanggup terjangkau dari kamar tidur. Contoh kasus perkantoran, bidang manajemen harus terletak terpusat pada gedung. Di pabrik - pabrik banyak sekali kepingan berada sedemikian rupa sehingga produk bergerak dalam satu arah untuk jadinya dirakit dengan mengeluarkan sedikit gerakan (energi). Sementara untuk bangunan tempat tinggal yaitu pengelompokan ditujukan untuk mencapai kenyamanan, privasi dan efisiensi penghuni. Sementara dalam kasus bangunan lainnya, pengelompokan ditujukan untuk mencapai layanan secara ekonomis, sehingga sangat bekerjasama dengan efesiensi penggunaan energi alami maupun energi mekanik.
Sirkulasi:
Sirkulasi artinya yaitu ketersediaan ruang untuk pergerakan dari kamar ke kamar atau lantai ke lantai. Untuk Jalan lintasan, lobi, aula yang disediakan melayani sistem sirkulasi horizontal sementara tangga dan lift melayani sistem sirkulasi vertikal. Di dalam ruangan juga sebagiannya berfungsi untuk sirkulasi sementara beberapa kepingan lainnya berfungsi untuk keperluan utilitas. Poin berikut harus dipertimbangkan dalam perencanaan sirkulasi:
Persyaratan perencanaan bangunan harus melibatkan perencana yang matang, persyaratan perencanaan bangunan lainya yang sangat berdampak pada kenyamanan, efesinsi dan daya guna dari gedung juga harus memenuhi persyaratan berikut juga:
Kenyamanan Sanitasi:
Kenyamanan sanitasi mencakup penyediaan kamar mandi, wc, urinals dll. Penyediaannya bukan hanya kebutuhan tapi juga persyaratan wajib. Fasilitas ini harus ditempatkan pada area yang sanggup diakses oleh semua pengguna. Kemiringan lantai sanitasi yang sesuai harus diperhitungakan semoga sanggup mengalirkan air dengan mudah.
Prospek:
Nialai prospek sebuah gedung yaitu kemampuan perencanaan dari penempatan pintu, jendela dan perabotan sehingga sanggup menyembunyikan fitur bangunan yang tidak layak dipandang mata, sehingga mengakibatkan tampak prospek dan menyenangkan terhadap bangunan tersebut.
Elegan:
Elegan (Aggun) berarti imbas umum yang dihasilkan untuk tampilan dari luar. Nilai elegan tergantung pada posisi pintu, jendela, ventilator, chejjas, balkon, dll. Dimana elevasi harus menarik, lebar, tinggi dan proyeksi di gedung berkontribusi banyak terhadap nilai keanggunan bangunan. Taj Mahal yaitu pola yang populer dengan keanggunannya.
Fleksibilitas:
Aspek perencanaan flesksibilitas bangunan yaitu ruangan yang dirancang untuk tujuan tertentu harus mungkin dipakai untuk tujuan lain, jikalau perlu.
Contoh:
Privasi:
Privasi satu ruangan dari ruangan lain dalam sebuah bangunan serta beberapa kepingan dari bangunan tetangga dan dari jalanan harus direncanakan. Hal ini dipastikan dengan pengelompokan kamar yang tepat, penempatan pintu, jendela dan ventilator juga mempengaruhi privasi. Merencanakan pintu masuk pada posisi yang tepat juga memperlihatkan bantuan dalam memperlihatkan privasi.
Daya Tahan Terhadap Api:
Sangat penting untuk diketahui bahwa beton dan watu (batu atau bata) mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap api sementara baja dan kayu mempunyai ketahanan yang lebih rendah. Karena itu kurangi penggunaan baja dan kayu di dapur dan kamar mandi yang memakai pemanas listrik. Dapur harus diletakkan sedemikian rupa sehingga, jikalau api meyambar maka sanggup diarahkan menjauh dari ruangan lainya oleh angin dan bukan ke arah ruangan lainya didalam bangunan. Pada gedung tinggi bertingkat, tangga harus gampang dijangkau dan selalu tersedia lebih dari satu unit.
Daya Tahan Guncangan (Gempa):
Didaerah tertentu yang rawan peristiwa gempa, terlebih pada tempat tektonik lempeng, sering sekali terjadi goncangan dari aktifitas lempeng. Hal ini sanggup memperlihatkan imbas negatif terhadap bangunan. Dimana bila struktur bangunan terkena serangan oleh gempa sanggup mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk sanggup meningkatakan daya tahan gedung terhadapa guncangan:
1. Denah yang sederhana dan simetris
Dari hasil beberapa peneliti menyimpulkan kerusakan akhir gempa memperlihatkan pentingnya bagan bangunan yang sederhana dan elemen-elemen struktur penahan gaya horisontal yang simetris. Struktur mirip ini sanggup menahan gaya gempa lebih baik alasannya yaitu kurangnya imbas torsi dan kekekuatannya yang lebih merata.
2. Bahan bangunan harus seringan mungkin
Sebaiknya memakai materi bangunan yang ringan. Hal ini dikarenakan besarnya beban inersia gempa yaitu sebanding dengan berat materi bangunan. Sebagai pola epilog atap genteng diatas kuda-kuda kayu menghasilkan beban gempa horisontal sebesar 3 x beban gempa yang dihasilkan oleh epilog atap seng diatas kuda-kuda kayu. Sama halnya dengan pasangan dinding bata menghasilkan beban gempa sebesar 15 x beban gempa yang dihasilkan oleh dinding kayu, sehingga sangat disarankan untuk memakai bata ringan atau kayu.
3. Membuat sistim struktur konstruksi untuk penahan beban yang memadai
Agar bangunan sanggup menahan gempa, gaya inersia gempa harus sanggup disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya honisontal yang kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke struktur pondasi kemudian ke tanah.
Penting diketahui bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal. Karena, jikalau kekuatan lentur yang dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi kejenuhan struktur terlebih dulu.
Isolasi Suara:
Polusi bunyi sanggup dikurangi dengan perencanaan bangunan yang sesuai. Beberapa hal yang sanggup dilakukan untuk mengurangi polusi bunyi adalah:
Perlindungan Dari Rayap:
Bangunan harus dilindungi dari serangan rayap, sanggup dilakukan dengan cara:
• Memberi obat berbahan kimia pada kepingan kayu dan watu ketika konstruksi berlangsung.
• Menggunakan kayu dengan baik dan dirawat dengan baik di dalam gedung.
Keamanan Terhadap Pencurian:
Dengan menyediakan dinding yang lebih tebal, dengan memakai pintu dan jendela yang lebih berpengaruh di dinding luar, keamanan terhadap pencurian meningkat. Menyediakan oven ke jendela dan jendela komplemen ke pintu yaitu beberapa metode untuk meningkatkan keamanan. Alarm dipasang di dinding, atap juga meningkatkan keamanan bangunan.
Ekonomis:
Kenyamanan, keamanan dan daya tahan yaitu prinsip dasar dalam perencanaan sebuah bangunan. Namun pemilihan materi dan spesifikasi dari setiapa komponen harus maksimal atau dengan kata lain menentukan nilai yang baik, sehingga biaya perawatan sanggup diminimalkan.
Penyediaan Ekspansi Masa Depan:
Setiap bangunan harus direncanakan mempunyai ketentuan yang sesuai untuk sanggup di lakukan perluasan di masa depan. Beberapa langkah yang diharapkan untuk itu adalah:
Point-point diatas sanggup dijadikan sebagai patokan untuk Anda dalam melaksanakan perencanaan bangunan. Sehingga sanggup melaksanakan kontrol terhadap planning bangunan, spesifikasi materi dan alat, kenyamana, kemanan, elegan, daya tahan serta bernilai ekonimis dimasa kini dan dimasa mendatang.
Pencahaan Bangunan Yang Sempurna |
Cahaya alami memperlihatkan atmosfer hygenik. Cahaya seharusnya tidak terpantul akan tapi harus terdistribusi secara merata didalam ruangan. Menyediakan jendela dan ventilator dengan ukuran yang sesuai pada posisi yang sesuai memperlihatkan banyak bantuan untuk penerangan alami.
1. Untuk area jendela bangunan tempat tinggal hingga lantai dihentikan kurang dari 1/10.
2. Untuk bangunan sekolah dihentikan kurang dari 1/5 lantai.
3. Untuk pabrik bangunan rangka cahaya utara harus disediakan untuk mendapat cahaya yang menyebar maksimum.
Ventilasi:
Ventilasi yaitu sirkulasi udara di dalam gedung. Ventilasi alami sanggup dicapai dengan menentukan dan menempatkannya di area pintu, jendela dan ventilasi di tempat yang sesuai. Untuk ventilasi silang harus direncanakan sesuai dengan arah umum angin. Penyediaan ventilasi di atap membantu mengontrol udara panas didalam ruangan. Jika tidak memungkinkan untuk mencapai ventilasi alami pada setiap kepingan bangunan, berikan kipas biasa atau kipas angin.
Isolasi Panas:
Dinding eksterior yang tebal pada bangunan akan membentuk isolasi terhadap panas. Ventilasi yang tepat juga membantu dalam mencapai insulasi panas. Kanopi (Sun shade) sanggup ditambahkan pada area pintu, jendela dan ventilasi dimana akan membantu dalam mencapai insulasi panas. Di pabrik dan ruang pertemuan atap gedung sebaiknya dibentuk lebih tinggi dimana akan mengurangi suhu di dalam gedung. Posisi tangku (furnaces) di pabrik harus ditempatkan jauh dari kepingan lainnya dari pabrik. Bukaan harus disediakan pada tingkat yang lebih tinggi di dinding untuk menghilangkan udara panas.
Utilitas harus direncanakan sesuai dengan hal ini:
1. Tata Ruangan
2. Persyaratan Furniture
3. Pengelompokan
4. Sirkulasi
Tata Ruangan: Tata ruangan mengacu kepada proporsi panjang, lebar dan tinggi ruangan yang sesuai di gedung untuk mendapat manfaat maksimal dari dimensi minimum. Rasio panjang terhadap lebar harus 1,2 hingga 1,5. Jika hampir ibarat area persegi banyak terbuang untuk pergerakan, sementara itu lebih dari 1,5, akan memberi imbas 'terowongan'. Pintu untuk ruangan harus ditempatkan dengan benar sehingga utilitas dan privasi sanggup tecapai dengan maksimal.
Lemari dan loteng harus disediakan untuk meningkatkan tata ruangan. Pemilihan warna yang tepat pada dinding dan lantai juga memberi imbas lapang. Warna terperinci memberi imbas lebih banyak ruang.
Persyaratan Furniture:
Dalam merencanakan perumahan, kantor, laboratorium, gedung rumah sakit, posisi dari pada furnitur yang dibutuhkan harus digambar untuk kemudian dibandingkan dengan dimensinya ruangan, posisi pintu, jendela, bangsal. harus terjadwal sempurna. Ketika merencanakan kamar asrama untuk dua siswa, mungkin perlu pintu terpusat sementara jikalau untuk tiga siswa, seharusnya mendekati ujung dinding depan. Posisi ranjang bayi, meja mencar ilmu dan lemari harus digambar pada sketsa ruangan yang direncanakan.
Dalam mendesain ruang tamu, posisi sofa, kursi, tv. show case dll harus digambar dan ukuran ruangan dan posisi pintu harus tetap. Ketersediaan tempat sirkulasi harus diperiksa. Dengan demikian kebutuhan furnitur mempengaruhi perencanaan bangunan secara utuh.
Pengelompokan:
Pengelompokan berarti penempatan banyak sekali ruangan di dalam gedung untuk kenyamanan pengguna menurut kegunaannya. Ruang makan harus akrab dengan dapur, sementara ruang sanitasi mirip toilet dan wc harus jauh dari dapur, tapi sanggup terjangkau dari kamar tidur. Contoh kasus perkantoran, bidang manajemen harus terletak terpusat pada gedung. Di pabrik - pabrik banyak sekali kepingan berada sedemikian rupa sehingga produk bergerak dalam satu arah untuk jadinya dirakit dengan mengeluarkan sedikit gerakan (energi). Sementara untuk bangunan tempat tinggal yaitu pengelompokan ditujukan untuk mencapai kenyamanan, privasi dan efisiensi penghuni. Sementara dalam kasus bangunan lainnya, pengelompokan ditujukan untuk mencapai layanan secara ekonomis, sehingga sangat bekerjasama dengan efesiensi penggunaan energi alami maupun energi mekanik.
Sirkulasi:
Sirkulasi artinya yaitu ketersediaan ruang untuk pergerakan dari kamar ke kamar atau lantai ke lantai. Untuk Jalan lintasan, lobi, aula yang disediakan melayani sistem sirkulasi horizontal sementara tangga dan lift melayani sistem sirkulasi vertikal. Di dalam ruangan juga sebagiannya berfungsi untuk sirkulasi sementara beberapa kepingan lainnya berfungsi untuk keperluan utilitas. Poin berikut harus dipertimbangkan dalam perencanaan sirkulasi:
1. Sirkulasi yang lurus.
2. Sirkulasi yang cukup memadai.
3. Sirkulasi yang cukup terperinci dan berventilasi.
4. Tangga harus gampang diakses oleh semua pengguna.
5. Layanan sanitasi harus mempunyai susukan untuk setiap pengguna melalui kepingan lobi.
Persyaratan perencanaan bangunan harus melibatkan perencana yang matang, persyaratan perencanaan bangunan lainya yang sangat berdampak pada kenyamanan, efesinsi dan daya guna dari gedung juga harus memenuhi persyaratan berikut juga:
1. Kenyamanan sanitasi
2. Prospek
3. Keanggunan
4. Fleksibilitas
5. Privasi
6. Daya tahan terhadap api
7. Daya tahan terhadap guncangan (gempa)
8. Isolasi suara
9. Perlindungan dari rayap
10. Keamanan terhadap pencurian
11. Ekonomi
12. Ketersediaan perluasan di masa depan.
Kenyamanan Sanitasi:
Kenyamanan sanitasi mencakup penyediaan kamar mandi, wc, urinals dll. Penyediaannya bukan hanya kebutuhan tapi juga persyaratan wajib. Fasilitas ini harus ditempatkan pada area yang sanggup diakses oleh semua pengguna. Kemiringan lantai sanitasi yang sesuai harus diperhitungakan semoga sanggup mengalirkan air dengan mudah.
Prospek:
Nialai prospek sebuah gedung yaitu kemampuan perencanaan dari penempatan pintu, jendela dan perabotan sehingga sanggup menyembunyikan fitur bangunan yang tidak layak dipandang mata, sehingga mengakibatkan tampak prospek dan menyenangkan terhadap bangunan tersebut.
Elegan:
Elegan (Aggun) berarti imbas umum yang dihasilkan untuk tampilan dari luar. Nilai elegan tergantung pada posisi pintu, jendela, ventilator, chejjas, balkon, dll. Dimana elevasi harus menarik, lebar, tinggi dan proyeksi di gedung berkontribusi banyak terhadap nilai keanggunan bangunan. Taj Mahal yaitu pola yang populer dengan keanggunannya.
Fleksibilitas:
Aspek perencanaan flesksibilitas bangunan yaitu ruangan yang dirancang untuk tujuan tertentu harus mungkin dipakai untuk tujuan lain, jikalau perlu.
Contoh:
• Sebuah ruang mencar ilmu sanggup direncanakan untuk dipakai sebagai ruang tamu.
• Bila partisi portable dipasangkan antara ruang tamu dan ruang makan, dimungkinkan sanggup memperluas ruang tamu atau ruang makan untuk fungsi keluarga, dengan cara melepas partisi.
• Jika susukan terpisah diberikan ke halaman belakang dari dapur, maka halaman belakang bisa dipakai untuk fungsi makan malam.
Privasi:
Privasi satu ruangan dari ruangan lain dalam sebuah bangunan serta beberapa kepingan dari bangunan tetangga dan dari jalanan harus direncanakan. Hal ini dipastikan dengan pengelompokan kamar yang tepat, penempatan pintu, jendela dan ventilator juga mempengaruhi privasi. Merencanakan pintu masuk pada posisi yang tepat juga memperlihatkan bantuan dalam memperlihatkan privasi.
Daya Tahan Terhadap Api:
Sangat penting untuk diketahui bahwa beton dan watu (batu atau bata) mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap api sementara baja dan kayu mempunyai ketahanan yang lebih rendah. Karena itu kurangi penggunaan baja dan kayu di dapur dan kamar mandi yang memakai pemanas listrik. Dapur harus diletakkan sedemikian rupa sehingga, jikalau api meyambar maka sanggup diarahkan menjauh dari ruangan lainya oleh angin dan bukan ke arah ruangan lainya didalam bangunan. Pada gedung tinggi bertingkat, tangga harus gampang dijangkau dan selalu tersedia lebih dari satu unit.
Daya Tahan Guncangan (Gempa):
Didaerah tertentu yang rawan peristiwa gempa, terlebih pada tempat tektonik lempeng, sering sekali terjadi goncangan dari aktifitas lempeng. Hal ini sanggup memperlihatkan imbas negatif terhadap bangunan. Dimana bila struktur bangunan terkena serangan oleh gempa sanggup mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk sanggup meningkatakan daya tahan gedung terhadapa guncangan:
1. Denah yang sederhana dan simetris
Dari hasil beberapa peneliti menyimpulkan kerusakan akhir gempa memperlihatkan pentingnya bagan bangunan yang sederhana dan elemen-elemen struktur penahan gaya horisontal yang simetris. Struktur mirip ini sanggup menahan gaya gempa lebih baik alasannya yaitu kurangnya imbas torsi dan kekekuatannya yang lebih merata.
2. Bahan bangunan harus seringan mungkin
Sebaiknya memakai materi bangunan yang ringan. Hal ini dikarenakan besarnya beban inersia gempa yaitu sebanding dengan berat materi bangunan. Sebagai pola epilog atap genteng diatas kuda-kuda kayu menghasilkan beban gempa horisontal sebesar 3 x beban gempa yang dihasilkan oleh epilog atap seng diatas kuda-kuda kayu. Sama halnya dengan pasangan dinding bata menghasilkan beban gempa sebesar 15 x beban gempa yang dihasilkan oleh dinding kayu, sehingga sangat disarankan untuk memakai bata ringan atau kayu.
3. Membuat sistim struktur konstruksi untuk penahan beban yang memadai
Agar bangunan sanggup menahan gempa, gaya inersia gempa harus sanggup disalurkan dari tiap-tiap elemen struktur kepada struktur utama gaya honisontal yang kemudian memindahkan gaya-gaya ini ke struktur pondasi kemudian ke tanah.
Penting diketahui bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal. Karena, jikalau kekuatan lentur yang dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan terjadi, tetapi pada beberapa tempat tertentu terjadi kejenuhan struktur terlebih dulu.
Isolasi Suara:
Polusi bunyi sanggup dikurangi dengan perencanaan bangunan yang sesuai. Beberapa hal yang sanggup dilakukan untuk mengurangi polusi bunyi adalah:
• Orientasi bangunan diubahsuaikan semoga ruangan dijauhkan dari sisi jalan.
• Menggunakan blok berongga untuk dinding.
• Memasang automatic close door pada pintu dan jendela.
• Menggunakan langit-langit buatan yang sanggup meredam bunyi hujan dari atap.
• Memasang tangki air pada kepingan luar gedung.
• Memasang ganjal plastis pada peralatan MEP yang bergetar.
• Memegang pipa yang melewati dinding dan lantai dengan klip terisolasi.
Bangunan harus dilindungi dari serangan rayap, sanggup dilakukan dengan cara:
• Memberi obat berbahan kimia pada kepingan kayu dan watu ketika konstruksi berlangsung.
• Menggunakan kayu dengan baik dan dirawat dengan baik di dalam gedung.
Keamanan Terhadap Pencurian:
Dengan menyediakan dinding yang lebih tebal, dengan memakai pintu dan jendela yang lebih berpengaruh di dinding luar, keamanan terhadap pencurian meningkat. Menyediakan oven ke jendela dan jendela komplemen ke pintu yaitu beberapa metode untuk meningkatkan keamanan. Alarm dipasang di dinding, atap juga meningkatkan keamanan bangunan.
Ekonomis:
Kenyamanan, keamanan dan daya tahan yaitu prinsip dasar dalam perencanaan sebuah bangunan. Namun pemilihan materi dan spesifikasi dari setiapa komponen harus maksimal atau dengan kata lain menentukan nilai yang baik, sehingga biaya perawatan sanggup diminimalkan.
Penyediaan Ekspansi Masa Depan:
Setiap bangunan harus direncanakan mempunyai ketentuan yang sesuai untuk sanggup di lakukan perluasan di masa depan. Beberapa langkah yang diharapkan untuk itu adalah:
• Meningkatkan elevasi tanpa membongkar kepingan manapun selama perluasan di masa depan.
• Memperluas bangunan secara horisontal atau vertikal tanpa merusak bangunan yang ada.
• Memperbaiki lantai
Point-point diatas sanggup dijadikan sebagai patokan untuk Anda dalam melaksanakan perencanaan bangunan. Sehingga sanggup melaksanakan kontrol terhadap planning bangunan, spesifikasi materi dan alat, kenyamana, kemanan, elegan, daya tahan serta bernilai ekonimis dimasa kini dan dimasa mendatang.
Post a Comment for "Tahapan Perencanaan Pembangunan Gedung"