Mengenal Jenis Geotekstil yang Sering Digunakan Pada Proyek Penguatan Tanah
Mengenal jenis geotekstil yang sering digunakan di dunia konstruksi. Di Indonesia, geotekstil banyak digunakan saat proses pembangunan. Mengingat sebagian besar tanah di Indonesia merupakan tanah lunak. Seperti misalnya pada pembangunan jalan di pulau Sumatra dan juga Kalimantan.
Geotekstil memang sekarang ini banyak digunakan di setiap proyek konstruksi penguatan jalan. Selain ekonomis, geotekstil juga mengikuti bentuk tanah. Maka tak heran jika penggunaannya tidak hanya di jalan saja tetapi juga bisa digunakan pada tepian pantai atau dam.
Geotekstil merupakan hasil dari serat dan benang polymeric dengan polyester, polypropylene, polyethylene dan polyamide sebagai unsur utamanya. Jenis-jenis geotekstil yang cukup banyak digunakan yaitu geotekstil woven dan non woven.
Geotekstil Woven
Mungkin masih ada dari Anda yang bingung membedakan antara geotekstil woven dan non woven. Geotekstil woven ini wujudnya mirip seperti kain atau karung beras yang seratnya dibentuk dengan ditenun menggunakan teknologi mutakhir. Bahan dasarnya berasal dari polypropylene atau serat sintetis. Mengapa bentuknya ditenun? Hanya agar pengaplikasiannya lebih bisa mudah.
Geotextil woven tahan terhadap sinar UV dan mempunyai kekuatan tarik yang lebih baik dibandingkan geotekstil non woven. Oleh karena itu, cocok diaplikasikan sebagai stabilisasi tanah lunak atau tanah rawa agar tidak mudah mengalami penurunan. Material yang digunakan pada geotekstil woven sebenarnya berbeda-beda tergantung pada tujuan dari konstruksinya.
Geotekstil Woven Multifilament Yarn
Jenis geotekstil yang satu ini menggunakan pola biaxial dan uniaxial yang dianyam. Penggunaannya lebih dikhususkan untuk yang memerlukan ketahanan serta daya serap air tinggi. Tingkat ketahanan kekuatannya bisa mencapai 200 kn/m. Jadi, Anda tinggal menentukan akan menggunakan jenis biaxial atau uniaxial yang sesuai dengan kebutuhan.
Geotekstil Non Woven
Mengenal jenis geotekstil selanjutnya adalah non woven atau filter fabric. Perbedaan yang cukup jelas terlihat antara geotekstil woven dan non woven ini bentuk seratnya yang tidak teranyam atau ditenun. Meski tidak ditenun tapi lembaran non woven ditenun dengan cara lain yaitu dipanaskan.
Dari segi bahan masih sama menggunakan polypropylene atau ada juga yang menggunakan polyester. Biasanya, geotekstil non woven berfungsi untuk penyaring. Sehingga sering digunakan pada proyek drainase bawah tanah. Karena memiliki sifat permeabel yang membuat partikel tanah pada aliran air dapat tertahan.
Geotekstil Non Woven Continuous Filament
Perbedaan antara non woven standar dengan non woven jenis ini adalah pada materialnya. Non woven continuous filament memiliki kekuatan serta ketahanan lebih dari non woven standar. Menggunakan serat yang panjang sehingga terbilang lebih kuat. Biasanya digunakan dalam penguatan yang memang membutuhkan kekuatan tarik tinggi. Dengan mengenal jenis geotekstil non woven continuous filament ini tidak cocok jika digunakan pada kondisi tanah yang berlumpur atau lunak.
Post a Comment for "Mengenal Jenis Geotekstil yang Sering Digunakan Pada Proyek Penguatan Tanah"